Dialog Ha Ti



“Come on, don’t waste your time,”
Ha menepuk-nepuk pipi gadis dihadapannya. Melihat linang air matanya jatuh sesaat kemudian.
“I love him…….”
“I know that, I can feel that….”
“No, you don’t! You’re not sitting on my chair, You do not know exactly what I feel!” Ti memprotes.
“Okay..! but I do feel hurt!” Ha membela diri
“I saw you cry, I saw you mad.. and you…. alone!”
“I know when you want to hear his voice but u couldn’t even call him, when you want to share your story but you couldn’t even send him any message.. I know that, Ti”
Ti terdiam.
“Apa sih yang sudah dia kasih ke kamu?”
Pertanyaan itu membawa ingatan Ti pada seuntai kalung silver pemberiannya (yang patah beberapa waktu lalu), lalu pada perjalanan-perjalanan romantik bersamanya, pada dialog-dialog tentang apa saja dengannya.
“Tidak secara fisik, but he gave me everything I want,” ujarnya pelan.
“Karena dia memang mau, atau karena dia memenuhi maumu?”
“Apa bedanya?”
“Karena kalau dia menjadi yang kamu mau, kamu tidak pernah benar tau seperti apa maunya,” Ha merasa di atas angin
“Dan itu artinya…. you don’t even know him and you’re not gonna win this game babe”
“I’m not playing,” suara Ti meninggi
“Oh yes, you are!.. Both of you are player! But you, the one who will never win!”
“So, bangunlah! Buang mimpimu!”
Sekali lagi setitik air mata terjatuh.
“Mimpi membuatku hidup dan dia mimpi itu..”
“Big headed! Jadi kamu mau menunggu?! Sampai kapan?!”
………
Aku menyimak percakapan mereka dengan seksama dan tiba-tiba sangat rindu pulang, kembali pada teman-teman lama, yang memarahi, menampar, tapi juga mendengarku dengan penuh sayang ^^

0 komentar: