Meminerunt Omnia Amantes....

Aku sudah bilang kan, diammu melukai?
Sudah kukatakan kan abaimulah paling ku benci?
Tapi kau geming
Berbilang hari
Berbilang minggu
Dan purnama berganti
Lalu bagaimana? harus apa
Ketika akhirnya kau datang, aku terlanjur patah arang

tapi aku takkan lupa..

Tentang Hijab

"Sudah insyaf lu?," komentar pertama seorang rekan. "Cieee, yang dapet hidayah," lupa siapa yang ngomong gini. "Apik non, mudah-mudahan cepet dapet jodoh," senior di Kantor yang bikin aku ber-lhoo..? "Waaahh, neng lah, pake terus yah, ibu dukung..., bagus koq," yang ini dari ibu di sebelah meja yang notabene istrinya Wabup kota ini. Siapapun boleh berkomentar, positif pun negatif. Dan kepada apapun yang mereka ucapkan aku hanya bilang "belajar…". Aahh, a bit late sebenarnya malah. Ini pun masih yang mini. Thus, I really no need to be proud about it. It’s an obligation. It’s an identity.
Tidak berarti 180° aku berubah. Tidak berarti aku muslim yang baik sudah. Tapi yah, aku akan belajar dan selalu… Sebagaimana kaupun pernah berkata “Yang penting pake dulu, biar dia yang mencegahmu dari berperilaku yang tidak patut”