Tentang Pertanda

Sadar atau tidak, kadang sebelum sesuatu terjadi, terutama ketika berkaitan dengan momen-momen penting, kita sudah diberi clew untuk mengantisipasi kejadian itu. Bentuknya beragam, sebagian orang malah menghubungkannya dengan hal-hal yang terdengar tak masuk akal. Mungkin kita sering mendengar kalau ada kupu-kupu masuk rumah, akan ada tamu datang. Bila bulu mata jatuh, ada yang merindukan. Kalau mimpi gigi patah, ada orang terdekat yang akan meninggal, dan seterusnya. Aku, bukanlah tipe orang yang percaya pada pertanda serupa itu, selain memang sudah membuktikan sendiri, aku percaya segala hal yang terjadi, baik buruknya adalah karena dan disebabkan oleh-Nya saja. Dan mungkin karena itulah apa yang akan aku paparkan setelah ini adalah sekumpulan pertanda yang tak sempat kumaknai dahulunya.

Pertanda pertama, jika kebanyakkan orang lebih menyukai vokalis ketika memfavoritkan sebuah grup band, aku akan melirik gitarisnya. Tanpa alasan sebenarnya, kecuali mereka memang terlihat seksi saat beraksi. Richie Sambora, Andra Ramadhan, Piyu, beberapa diantaranya. Aku juga akan mudah jatuh hati pada penyanyi yang gape main gitar, sebut saja Om Iwan Fals atau Nugie atau Bryan Adams.

Pertanda kedua, aku percaya pepatah kuno first love never dies juga percaya pada doa. Suatu ketika di suatu masa aku pernah meminta pada-Nya ‘biarkan aku bersama orang yang pernah dan benar berarti".

Pertanda berikutnya, ketika menolak beberapa yang pernah meminta jadi kekasih atau malah beberapa yang menawarkan diri menjadi pendamping hidup, aku selalu membuat alasan dengan “maaf, saya sedang menunggu dan mencoba setia pada pilihan hati saya”, kadang secara spesifik menyebut “dia ada di Semarang”, padahal sungguh sebenarnya pada saat itu aku tidak pernah tahu di mana keberadaan mahluk yang dimaksud. Masih pertanda lainnya, sampai hari ini aku tidak pernah lupa alamat rumahnya dan nomor telpon rumahnya, yang memungkinkan alasan kebetahan dan kenyamanan yang kurasa ketika akhirnya pertama kali menginjak rumah itu tahun lalu.

Tak hanya sampai di situ, tidak pernah secara sengaja mengumpulkan apapun pemberiannya dulu tapi aku masih punya manusript lagu ciptaannya yang menjadi kado ultahku di usia 18 tahun, masih menemukan kartu ultah darinya, masih punya suratnya, masih mendapati tulisan rapinya di kertas dan buku kursus bahasa Inggris jadulnya, padahal rentang waktu dan jarak demikian jauh. Yogya-Palembang-Tanjung Enim-Tanjung Pinang-Kepulauan Riau hingga akhirnya terdampar di Kalimantan Selatan, tempatku berdomisili sekarang.

Masih ada beberapa hal lagi sebenarnya, tapi aku memilih untuk menyimpannya saja. Yang pasti segala yang terjadi, yang kuanggap kebetulan selama ini bisa jadi pertanda sejak semula bahwa dia memang yang diperuntukkan-Nya buatku. Hanya menunggu waktu sampai akhirnya aku benar-benar percaya akan itu.

1 komentar:

Rasyidan mengatakan...

clue mbak, not clew :)