is it a poem?

dia berdiri di tepi jalan
dengan sebatang rokok menyala terselip di antara jarinya
dibalik kacamata tebal hitamnya
dia memandang lurus ke seberang
entah pada pasangan yang tengah berciuman meski tau mereka di halte bis
atau pada lelaki tua pemulung berpakaian kumuh yang berjalan terseok
dia menarik kedua sudut bibirnya
menghadirkan sebuah senyum
sinis!

dihisapnya si rokok kini
dalam...
kepulan asap terbentuk beberapa saat kemudian
dan dia masih memandang
kali ini membentuk sudut 45 derajat
dimana serombongan waria berpakaian minim berpolah
seakan merekalah mahluk Tuhan yang paling seksi
tidak tau apa yang ada di kepalanya
tapi kini dia tertawa!

seraya menggaruk rambut ikalnya
dia kembali menikmati nikotin dari sisa batangan rokoknya
mengepulkan gumpalan putih ke udara
dan tiba-tiba saja
dia mengalihkan tatapnya ke arah jam tiga!
tepat di posisi aku saat ini!
aku terperangah..
keningya mengerut
menatapku
sebelum akhirnya merasa pasti
kakinya terayun
menujuku
dalam radius meter yang pendek
dalam gemuruh tak tentu yang menguasai
"maaf, aku mengikutimu!"
itu saja yang ku katakan padanya


(madeonMay7th'09@GrasiaHotelSemarang, ketika kamu begitu menyebalkan, eM)