Dia menatap lelaki yang tengah terlelap di hadapannya. Kelelahan membayang jelas di rupawan wajahnya.
“kasihan,dia begini demi kami semua,” batinnya haru.
Spontan, jemarinya menyentuh setiap lekuk yang terpahat di sana, pelipis, mata, hidung, bibir, dagu. Hatinya dipenuhi buncahan rasa bangga, cinta. Kenyataan bahwa dirinya dipilih dari sekian wanita yang mengelilingi pria ini membuatnya senantiasa percaya kekasihnya adalah anugerah terindah di hidupnya. Dan kini… sang objek terjaga, mengeliat, mengerjapkan mata sebelum berkata lemah.
“belum tidur, Ratuku?”.
dia menggeleng.
“kenapa?”
“entahlah, selalu suka melihat wajah Yang Mulia saat tidur”
“oohh…, sini”
Dia dipeluk hangatnya sekarang, merasakan debarnya juga debar kekasihnya.
*******
Enam jam sebelumnya.
“tidak ada yang melihat kita kan, sayang?”
“sepertinya tidak” sang pria menjawab. Diamatinya sang gadis dengan seksama.
“sayang sudah siap, kan?”